بسم الله الرحمن الرحيم

—————❁✿❁—————
Alhamdulillah Dana masuk untuk pembebasan lahan PONPES ShahibulQur’an wasSunnah telah terkumpul Rp. 28.150.000. Peluang amal jariyah bagi kita semua dibulan Ramadhan yg mulia ini dengan mentranafer infaq terbaik anda ke *Yayasan Shahibul Qur’an wa Sunnah. Bank Syariah Indonesia No rek 7195366726
—————❁✿❁—————

Risalah ini adalah risalah yang ditulis lebih kurang 3 tahun yg lalu, rasanya perlu bagi kita untuk membacanya lagi sebelum program robotics kita gelar lagi di Ma’had kita ini, Ma’had ShahibulQur’an Bukittinggi.

Mari kita mulai membacanya..

Seorang dokter menuliskan pada secarik kertas sebuah resep untuk pasien nya yang sakit dengan sebuah kalimat :

لَا تَأْكُلِ السَّمَكَ وَ تَشْرَب الَّبَنَ

Kalimat diatas semuanya berharakat, hanya huruf ba’ saja yang tidak berharakat.

Dari kalimat diatas yang difahami sipasien adalah bahwasanya dokter melarang nya untuk makan ikan sementara ia sedang minum susu, yakni dilarang makan ikan sembari minum susu,

Pemahaman yang difahami sipasien adalah salah, sedang yang di inginkan dokter tidak demikian.

Hmm begitu kah..? Jadi kalimat diatas  memiliki makna yg lain.. ?!

Ya,
Bahkan kalimat diatas dapat memiliki 3 makna..!!
Benarkah …!??

Betul..!!,  begitulah.. bahasa Arab mengadung makna yang luas dan ia butuh pengusaan ilmu bahasa Arab (nahwu, sharf, dll) serta analisa yang benar agar dapat memahami maksud yang di inginkan sipenulisnya.

Akibatnya, dengan pemahaman demikian si pasien tetap saja makan ikan dan minum susu semaunya karena yang ia fahami yang dilarang adalah makan ikan sambil minum susu. Sehingga penyakit nya tidak sembuh-sembuh bahkan semakin parah.

Jadi sebenarnya apa sih cakupan makna dari kalimat diatas ?
Dan apa maksud si dokter ?
kenapa kok makna nya bisa berbeda-beda ? Berikut adalah penjelasannya :

1.Kalau huruf ba’ nya di baca kasrah, maka makna Kalimat nya mengandung dua larangan.

لَا تَأْكُلِ السَّمَكَ وَ تَشْرَبِ الَّبَنَ

Jangan kau makan ikan dan jangan kau minum susu.

2. Kalau huruf ba’ nya di baca fathah, maka makna nya :

لَا تَأْكُلِ السَّمَكَ وَ تَشْرَبَ الَّبَنَ

Jangan kau makan ikan sedangkan kau sedang minum susu. (larangan makan ikan berbarengan dengan minum susu). Ini makna yang difahami si pasien.

3. Kalau huruf ba’ nya di baca dhammah, maka Huruf waw yg berada sebelum تَشْرِبُ dinamakan waw alisti’nafiyah yang menunjukan bahwa kalimat yang berada setelah waw tersebut kalimat تَشْرِبُ الَّبَنَ adalah kalimat yang baru, sehingga pelarangan hanya untuk kalimat yang berada sebelum huruf waw dalam artian hanya ada satu larangan yakni larangan makan ikan saja, berikut makna lengkapnya :

لَا تَأْكُلِ السَّمَكَ وَ تَشْرِبُ الَّبَنَ

Jangan kau makan ikan dan bagimu untuk minum susu (boleh minum susu)

(Larangan hanya tertuju untuk makan ikan dan pembolehan untuk minum susu)

Begitulah saudara-saudaraku yang mulia…
Ternyata kalimat ini memiliki makna yang berbeda hanya karena satu harakat yang berbeda!!!.
Ini menunjukan bahwa bahasa arab tidak sekedar asal bunyi saja :).

SALAH HARAKAT SALAH MAKNA, SALAH MAKNA SALAH FAHAM, SALAH FAHAM BISA TERSESAT

Muatan faidah
Beberapa faidah dari risalah ini yang ingin penulis sampaikan dari penjabaran kalimat diatas adalah sesuatu hal yang penting untuk kita fahami :

🔹Untuk memahami pesan dari dokter saja kita perlu analisa bahasa yang kuat agar tidak salah tafsir, lantas bagaimana dengan pesan Allah (Alqur’an) dan pesan nabiNya (Hadits) ? Tentu terlebih lagi ..!

🔹 Yang bisa baca itu banyak, bahkan yang hafal juga banyak, tapi yang mampu faham dari bacaannya dengan benar tidak banyak.

🔹 Kecerdasan adalah modal utama dalam menuntut ilmu karena ilmu agama ini butuh pemahaman dari segala sisi dan butuh pemikiran serta analisa yang kuat dalam mempelajari dan memahaminya, karena kalimat seperti diatas itu banyak kita temui di kitab-kitab para ulama.

🔹 Poin ke empat dan sebenarnya bukan yang terakhir namun saya tetapkan ini yang terakhir untuk mempersingkat risalah ini. Poin ini adalah sebagai titik temu dari judul risalah kita ini antara contoh ungkapan bahasa arab :
jangan makan ikan dan belajar robotics.

Ungkapan tsb ahir dari kesadaran akan pentingnya menumbuhkan nalar dan analisa yang kuat bagi para santrinya maka manajemen Ma’had Shahibul Qur’an sejak beberapa tahun lalu, sudah mengadakan satu  pembelajaran yang mengacu kepada pengembangan dan penumbuhan nalar serta analisa yang kuat bagi para santrinya sejak dini dengan mengadakan kelas khusus pelajaran Robotic,  dengan ini kita berharap kelak akan lahir generasi islam yang kuat baik secara fisik dan analisa, karena mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيف

Dari abu hurayrah berkata, berkata rasulullah shalallahu’alayhi wassalam : mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah. (HR muslim : 4816)

Demikianlah saudara-saudaraku yang mulia…
Penjabaran ini ditujukan kepada orang-orang yang bertanya mengapa ma’had tahfizh alqur’an belajar Robotic juga..?? 

Karena dari awal kami menyadari bahwa tidak semua orang akan menjadi ulama, namun apapun jalan hidup generasi ini kelak, mereka butuh nalar dan analisa yang bagus dalam menjalaninya dan tentu saja dengan taqwa yang ada didalam hati mereka, terlebih lagi untuk mereka yang menempuh jalan thalibul ilmi syar’iy.

Allahu a’lam bishawab wa Barakallahu fiikum.